Mesin waktu di Ubud seakan-akannya bergerak merangkak begitu pelan. Gerakan semua orang seolah ber-slowmotion. Ini seperti bukan di dunia pada umumnya. Ubud seperti dunia lain, yang memiliki gerakannya sendiri. Lihat saja pasar pagi di Ubud, bergerak pelan namun pasti. Bahkan salah satu teman saya, @megalomankoe, orang Jakarta, yang baru dua tahunan lebih tinggal di Ubud, bergerak penuh santai.
Membangunkan diri di pagi dini, kemudian mengajak saya menuju bukit di Ubud. Di sana ia melarikan tubuhnya di atas bukit menanjak. Saya? Baru saja bergerak berapa menit, napas rasanya tinggal sejengkal. Sementara saya mencari napas penuh kembali, @megalomankoe sudah berlari dua sesi. Naik bukit, turun bukit, naik bukit dan turun bukit. Senangnya masih bisa mengantongi waktu beberapa jam untuk olah raga, menikmati udara segar, pemandangan hijau, suara burung dan keringat sehat.
Begitulah rasanya. Hidup di Ubud. Tempat istirahat, membersihkan hati, jiwa, raga dan pikiran. Sayangnya, badan saya sudah terlalu sering diperkosa kursi kerja, duduk berlama-lama di kursi mobil, lembur hingga pagi, makanan penuh bahan kimia, junkfood dan segala ketidaksehatan lainnya. Hahahah! Alasan saja sih. Di Jakarta, jika kita niat, olah raga pagi masih bisa dilakukan. Bangun jam empat, sebelum udara tercemar knalpot, lakukan olah raga. Tapi ya suasana harus mendukung juga, dan Ubud merupakan tempat paling mendukung untuk hidup sehat.
So, bagi yang menginap di Ubud berlama-lama, cobalah menyesuaikan ritme hidup dengan penduduk Ubud. Santai, rileks dan bersih dari pikiran dan ucapan jorok.
Caranya? Bangun pagi, lalu menuju bukit di Ubud. Siapkan perlengkapan lari pagi dan bersiaplah menikmati udara segar di atas bukit. Setelahnya, bersantai di Pasar Ubud sambil makan BEBEK BETUTU! Wahhhh! Apa kabar itu bebek betutu!? Belum kesampean makan juga. Kata @megalomankoe, enaknya mengalahkan keeanakan bercinta bersama ratusan bidadari. Haaa! Lebay parah!
Seru juga ya. Duh! Jadi ingin kembali ke Ubud. Kapan ya? Hmmm…! Ya udah sih yuk meluncur menuju bukit Green Ubud. Lokasinya ada di sebelah kanan sebelum Warung Murni Ubud, sebelum jembatan Campuhan ya.
Happy jogging!

Di jam-jam tertentu kali ini digunakan untuk mandi dan nyuci. Pada jaman Bali masih perawan sekali, mungkin kita bisa melihat gadis-gadis itu mandi di sini, dan saya pun pasti akan ikut mandi. Rrrrr!
“sonofmountmalang”
Categories: foto cerita, traveling
waaaaaa… lumuuuut…
Kayanya tergila-gila sama lumut. Apa karena udah lumutan? Haaaahaha!
Betul! Hahahahahah
Wah asyik banget tuh. Seminggu di situ pasti badan dan jiwa tambah sehat.
Dijamin sehat bener dan ga mau balik Jakarta:d
Some amazing pictures you have right there!
Thank you, Jump! Let’s run:p
Wonderful photos… 🙂
Thanks Led:)
Beautiful photos!
memang.. beda kualitas hidup ya sama yg tinggal di jakarta..
Beda. Jakarta isinya emosi semua:p
You are a super talented photographer. Kudos~
Hihihiih! I’m just so beginner, Momma Cindy:)