Hutan itu tempat bermain saya. Tidak akan pernah kekurangan apa pun jika saya tersesat di dalamnya. Satu hal yang paling saya suka justru ketika tersesat. Mencari jalan keluar itu bagian dari seni tersesat. Ketika bertemu celah terang menuju dunia luar, rasanya seperti orgasme seluruh pancera indera. Melega, lalu berteriak.
Hari ini saya akan membawa teman jalan-jalan menuju ke tengah hutan. Bukan hutan belantara. Ini hutan di tengah kota. Di tepi lautan. Pembatas pantai timur dan pantai barat di Pangandaran. Hutan ini belum ada apa-apanya dibandingkan gelapnya hutan di Gunung Malang, namun @dwiyuniartid sudah terseret-seret, ngos-ngosan jalan-jalan di tengah hutan. Naik turun bukit, menyeberang sungai, melewati bongkahan kayu tumbang, menyusuri sungai kering menanjak. Baginya, ini pertama kali melakukan perjalanan di tengah hutan. Payah nih anak kota. Hahahaha! Baru jalan sejam di hutan sudah ngedumel. Apa kabar kalau dibawa jalan-jalan ke tengah hutan di Gunung Malang ya. Hmmm…! Bisa-bisa berikutnya minta digendong.
Sayangnya juga di hutan Pananjung ini tidak terlalu kaya dengan buah-buahan, bunga dan tanaman yang bisa dimakan atau pun tanaman yang airnya bisa diminum. Jadi, rasa haus hanya bisa dihilangkan dengan minum air sungai saja. Saya juga tidak menemukan buah-buahan. Ada satu buah HARENDONG sih, cuma buahnya tidak ada yang matang. Hmmm…! Mestinya, hutan Pananjung ini diseting sebagai hutan yang sungguh liar pada umumnya dengan segala jenis tanaman yang bisa dijadikan nilai plus wisata hutan. Hohohoho! Sekalian deh TOUR GUIDE-nya dibekali pengetahuan tentang segala jenis tanaman, fungsinya, manfaatnya dan tetek bengeknya biar seru. Saya juga mau jadi tour guide di hutan ini kalau tugasnya cuma nganterin ke sana sini tanpa memberikan penjelasan. Hiihihih!
Omong-omong, lagian ini hanya intro ringan sebelum saya mengajak @dwiyuniarti ke tengah hutan di Gunung Malang. Biar dia tahu serunya jalan di hutan beneran.
Dan, perjalanan saya di hutan Pananjung pun tidak sampai ke puncaknya yang bisa melihat lautan lepas di arah barat. Padahal saya sudah membayangkan naik bukit hingga ke puncak. Di puncak itu saya bisa duduk di bawah pohon dan melihat luasnya lautan, dengan hembusan angin dan kemudian merebah ngantuk.
@dwiyuniarti sudah tidak mampu menanjak lagi. Hahahaha! Dia gempor beneran. Gayanya saja sih dia mau ikut naik ke Gunung Gede. Hiuh!
Yuklah! Kita pantengin fotonya saja.

Merangkak menanjak melewati jalur sungai kering di musim kemarau. Kalau musim hujan, jalur ini berubah jadi air terjun kecil.

Pemandangan dari bukit di Hutan Pananjung. Pemandangan ini menghadap ke arah Pantai Barat Pangandaran.

Yaaaahhh! Dia nggak mau naek lagi. Hahahahah! Udah nggak kuat. Tuh liat malah turun bukit dan siap kembali keluar hutan. Payah nih!
“sonofmountmalang”
Categories: foto cerita, traveling
Ihhh aku sering ke pananjung malah blm peenah travcking hutannya
Haiyahhh! Kok bisa?:P. Kan tinggal masuk terus abrug abrugannn. Hhohohohoh!
karena tiap ke pananjung kan sama emak-emak babeh-babeh gitu, mana ada yg tua2 mau diajak abrug2an ke hutan..
Ooohhh! Makanya jalan sama kita kita yang masih muda dan kuat aja. Halah!
Wah ada Lapangan Banteng segala, Kemayoran-nya gak ada ya Jat? 😆
Hahahahaha! Ntar saya cek lagi mas:p
ini hutan yang di sebelah mananya? gak tahu hutan ini.
Wadduh! Kacau kalian. Hahahah! Ini hutan di sisi laut. Mirip semenanjung yang memisahkan pantai barat sama pantai timur.
yang ada di sebelah kirinya pantai pangandaran ya?
cuma duduk2 di pantainya doang kalau bener yang ini.
Iya. Kelihatan kok kalau nongkrong di Pangandaran. Menjorong ke laut. Luasnya lumayan 400an hektar lebih.