Kemang sedang menikmati persetubuhannya dengan badai. Jalanan menggenang, angin pontang-panting di daunan pisang sisi makam sebelah bangkai gedung. Pohonan menari hebat.
Di bawah bangkai gedung seperesejuta jadi, berlindunglah seorang wanita muda berbaju serba putih. Dia mendekapkan kedua tangan ke tubuhnya sambil menatap derasnya hujan di atas rerumputan halaman bangkai gedung.
Saya menghampirinya,”Tahu tempat ngopi di Kemang yang enak, selain Anomali dan starbucks?”
Ia menatap saya dingin. Sepertinya ia tidak ingin diganggu. Lagipula siapa saya tiba-tiba datang ke hadapannya dan sok bertanya pula. SKSD!
“Sudah pernah ke Warung Kopi Kemang?” katanya setelah lama mendingin.
“Itu dimana ya?”
“Oh, di Kemang Selatan. Ke arah Ampera. Ada di sisi jalan.”
“Terima kasih.”
Saya pergi menuju mobil di bawah guyuran hujan. Ketika sudah berada di dalam, saya melihat wanita muda itu kedinginan. Kasihan juga ya. Dia tidak membawa apa-apa. Jangan-jangan dia habis kecopetan atau diculik dan masih shock, kemudian berteduh di bangkai gedung ini.
Saya turun dari mobil. Berlari ke arahnya,”Mau ngopi bareng di Warung Kopi Kemang itu?”
“Saya nggak bawa apa-apa.”
“Saya bayarin. Yuk!”
“Boleh deh.”
Saya dan wanita muda itu masuk ke dalam mobil. Kami menuju Warung Kopi Kemang. Jaraknya ternyata tidak begitu jauh. Sekitar lima menitanlah dari bangkai gedung samping makam Kemang sebelah anomalicoffee.
Di Warung Kopi Kemang, saya disambut penuh ramah. Enak juga ya tempatnya. Tidak berisik. Bahkan cenderung santai.
“Smoking atau non-smoking?” tanya pelayannya.
“Smoking dimana dan Non-smoking dimana.”
“Non-smoking di lantai bawah,” ia menunjuk ruangan di lantai bawah, “Smoking di lantai atas.”
“Saya non-smoking.”
“Silakan….” Katanya ramah.
Saya dan wanita muda itu memilih kursi di pojok ruangan. Pelayan datang membawakan dua menu. Satu menu berisikan makanan. Satu menu berisikan minuman.
Saya memesan KOPI SUMBA dan PISANG GORENG SAMBAL ROA. Paduan pahit, manis dan pedas. Seperti apa rasanya di lidah ya. Sementara wanita itu, ketika saya tanya, dia mau KOPI ACEH dan ROTI TELUR DADAR. Bercampuran pesanan pas sepertinya saat hujan mengguyur Kemang.
“Ditunggu ya pak,” ucap sang pelayan ramah ketika saya sebutkan pesanannya.
“Iya, terima kasih.”
Sambil menunggu pesanan tiba, saya memulai obrolan sederhana dengan wanita itu.
“Tinggal dimana?”
“Di belakang gedung tadi.”
“Ohhhh…!”
Pantas saja dia tahu tempat nongkrong di Kemang. Tinggalnya tidak jauh dari gedung tempat saya mengedit video profile. Tapi, bukannya di belakang gedung itu makam ya? Oh, mungkin di sebelah makam lainnya. Kan di situ banyak rumah-rumah juga.
Saya tidak bertanya lebih jauh soal rumahnya. Tidak penting juga sih. Mungkin enaknya ngobrolin yang santai-santai saja.
“Saya ke toilet dulu ya.”
“Silakan.”
Wanita itu melangkah menuju toilet. Setengah menit kemudian, pelayan datang membawakan pesanan. Wehh! Porsinya banyak banget! Mana bisa habis.
Saya mulai mencecap KOPI SUMBA. Hmmm…! Lumayan. Ada rasa yang beda di Sumba ini. SOK TAHU! Lantas mencocolkan pisang goreng ke atas sambal roa. Pahitnya kopi, manisnya pisang dan pedasnya roa. Menyatu di mulut itu membuat saya lupa segalanya. Sampai akhirnya habis tak tersisa. Sementara wanita itu belum kembali ke tempat duduknya. Lama sekali dia di toilet. Hampir setengah jam. Kopi saya tinggal ampasnya. Jangan-jangan dia pingsan.
Saya mengetuk pintu toilet. Tidak ada jawaban. Saya tanya ke pelayan. Pelayan menjawab buka saja, tidak ada orang. Saya buka, toiletnya kosong. Mungkin toilet atas. Saya ke atas. Membuka toilet, juga kosong. Lha? Wanita itu kemana? Saya tanya ke pelayan, eh pelayannya bilang, dari tadi saya masuk dan duduk sendirian. Makanya dia sempat bingung, saya memesan sebanyak itu. Nah lho?! Nah lho?!
Ah, biarinlah. Saya tenang saja. Meminum KOPI ACEH dan makan roti isi telur dadar. Enak juga. Sayangnya, perut sudah kembung dengan kopi Sumba dan kenyang dengan pisang goreng, jadinya pesanan wanita tidak bisa saya habiskan. Sisanya dibungkus saja untuk bekal di jalanan Jumat yang dilanda macet menggila.
Saya meninggalkan Warung Kopi Kemang, tempat enak buat ngobrol-ngobrol santai sambil menikmati kopi dan cemilan mengenyangkan.
Selamat mengobrol-ngobrol sembarian ngengopian.
“sonofmountmalang”
Categories: coffee, foto cerita, kopi
postingan yang nggarai luwe, aku mau pisang sambel roa T_T
silakan meluncurrrrrrr:p
atau mau ditraktir?
Xixixixixixi!
MAUK! *cepet nyautnya* x))))
MAUK! *cepet nyautnya* x))))
Hahahahah!
Mariiii:p
eheem…..
penampakan warkopnya ternyata cukup eksotik, gaya rumah tua yang dalamnya ternyata masih menyajikan kursi betawi kuno, keren deh…
tapi…. *lirik kocek* rupanya menengah ke atas ya xixixixi *balik badan ga jadi mampir liat daftar harganya* hahahahahhaha
btw, di palembang aku makan pisang goreng campur cuko mpek2 aja dibilang aneh, lha ini malah pisgor disajiin ama sambel
gimana rasanya?
kalo kembang goyang kemarin dah buat sendiri buat kue sajian paskah 😀
Kembang goyang asin dong mauuuuu:d
Saya traktir deh sin
Semua ditraktir pokoknya
Hihihihihi!
hahahaha wah di traktir sih gampang tapi untuk kesananya itu lain cerita tho?
yup, yang kemarin itu bikin kembang goyang asin-gurih karena dikasih ketumbar, lain daripada yang lain deh 😀
Woohhhh! Enakkk ituuu! Nyam nyam kriuk!
Looks like a great place for enjoying a great cup of coffee… 🙂
A big cup one. Hahahaha. Come and i’ll buy one for you plus semi hot fried banana:p
Sounds very delicious… 😉
Iyyyeeeppp!:)
horor deh ceritanya 😦
Hiiiihihihihi!!!
I am having a problem with my machine translating, but love the photos!
Oopps! So sorry, dedivah:)
Itu ceritanya jangan-jangan cuma alasan saja mau makan banyak tapi malu nyeritainnya . . . 😆
Hahahahaha. Ketauan deh:p
Akhhh, harus di cekidot ke TKP ini mah! Tempatnya asoy banget nih. Dan soal cerita di balik warung kopi kemang biarkan lah yah biarkaaannnn berlaluuuuuuuuuu
Haaahahahaha. Blogspot sama wordpress ga bisa saling update sih nih.
saya blum pernah ke kemang, anak gunung malang ajari saya photoshop dong 😀
Hooooo! Saya gaptek sotosoopppp!
tp photomu bagusssssssss, always
Itu karena pake PICTURE STYLE dipasang di kamera dan mainin saturasi warna sekaligus di kamera. Coba deh kamu pake picture style. Hasilnya juga pasti okeh kok tanpa harus ke sotosop:d
Kirain itu cotocop hahaha 🙂 brti aku harus belajar ilmu pngbilan photo sama, ayo senpai gunung ajari
Ayo. Siapa takut:p
atur saja senpai waktu dan tmpt. u tdk ikut waisak?
picture style itu apa kakak? *ngarep bisa ngunyah pisang goreng*
Mau? Sini saya traktir pisgornya:p
Picture style itu apa ya. Apa donk. Sejenis program di kamera buat style hasil jepretan kita tepatnya. Kayanya. Mau coba?
mau dong…
hehehe.
Wiiih, tempat e bagus banget. Jadul tapi eksotik. Pengen punya rumah model ginian
Saya juga mau:)
Yuk bikin.
Ih, ikut2an aja :p
wah… mau pisang goreng…
suka cara ceritainnya. jadi campuran fiksi dan foto. 😀
Hiiiiiiiiiiii!:p