
Kalau melihat ini, langsung masuk ya. Hotel Melamun ini dari luar sih nampak biasa. Yuk! Intip bagian dalamnnya.
Saya bukan traveler sejati, seperti orang kebanyakan yang perginya sebulan sekali ke tujuan wisata di Indonesia atau pun di luar Indonesia. Saya cuma traveler jejadian, traveler memusiman manja dan banyak maunya. Itulah sebabnya, bagi saya, penginapan nyaman itu sangat penting. Maklumi saja ya. UANG – PENGINAPAN itu harus berbanding lurus. Setuju?
Supaya tidak mengalami kekecewaan seperti tahun lalu saya habiskan 4 malam di Kunang-Kunang Guest House, dimana saya harus membayar 400 ribu per malam, padahal pesanan kamar saya hanya 300 ribu per malam, maka kali ini saya crosscheck riview di Agoda dan di Tripadvisor. Supaya tidak mengecewakan. Buat saya, harga 400 ribu per malam itu adalah harga layak untuk mendapatkan penginapan layak juga. Kalian setuju lagi kan?
Ada tiga penginapan di Lovina di shortlist saya. Ada Rambutan Boutique, Hotel Melamun dan Villa Agung. Setelah melihat ke kiri dan ke kanan. Membaca riview. Melihat harga di Agoda. Pilihan pun jatuh ke Melamun. Meluncurlah saya dari bandara langsung menuju Hotel Melamun di Jalan Laviana – Banyualit.
Untuk menemukan hotel ini cukup mudah. Dari Jalan Singaraja tinggal belok kanan setelah melihat plang-plang bertuliskan segala jenis penginapan. Tidak jauh setelah belok kanan, saya sampai di Hotel Melamun, sebelah kanan jalan posisinya. Ketika sampai, saya langsung disambut bapak resepsionis senyum ramah. Pak Nyoman namanya. Dia mengira saya orang yang check out kemaren, dan sekarang saya check in lagi. Katanya mirip banget. Hihihihi!
Kalian penasaran kan seperti apa sih penginapannya. Bagus? Jelek? Busuk? Tenang, Hotel Melamun, dengan harga 430 ribu per malam ini cukuplah mewah bagi saya. Kamarnya luas, kamar mandinya luas, ranjangnya besar, bersih, ada pendingin, ada teras untuk duduk-duduk, ada kolam renang, ada restorannya dan dapat sarapan enak. Hotel Melamun sangat rekomen buat kalian yang ingin ke Lovina. Sayangnya, saya hanya semalam di sini. Mau perpanjang dua malam, eh penginapan di Ubud dan Seminyak sudah dibayar semua. Sayang sekali ya.
Di luar semua kenyamanan itu, di hotel ini diisi petugas-petugas ramah. Seperti Pak Nyoman penunggu meja resepsionis sekaligus majaner, dia sangat ramah dan penuh senyum. Senang rasanya menginap di tempat bersuasana nyaman dan diisi orang-orang ramah. Semuanya saling melengkapi. Saya semakin menyesal cuma menginap semalam di Hotel Melamun. *penyesalan datang belakangan*
Serunya lagi, malamnya, musisi pemuda lokal memainkan musik dengan alat musik khas Bali, sesekali diselingi mantra-mantra Tarian Kecak. Sambil menonton dari teras rumah, saya memesan Kopi Bali. Eh, gratis kopinya. GLEK! Terima kasih banyak Pak Nyoman. Kapan waktu (kapan-kapan) saya akan menginap dua malam ya di Melamun. Mau leyeh-leyeh saja sambil menulis novel yang sudah dua tahun tidak kelar-kelar. Goblos!
Catatan kecil saja, Lovina ini memang posisinya di pesisir, namun udara sore atau pun malam terasa sejuk. Bahkan pagi harinya sedikit berkabut. Mau?
Sekarang, kita lihat foto-foto Hotel Melamun dulu yuk! Siapa tahu kalian berminat ke Lovina. Silakan…!
SELAMAT JAJANJALANJALAN!

Kenalkan. Ini Pak Nyoman. Ramah banget dan baik. Ini nih yang mengira saya pernah check-in. Hihihihi!

Kasurnya luas dan kamarnya lega. Bebas deh mau ngapain aja. Hmmm…! Untung saya masih pacaran. Jadi nggak berani macem macem.
Selamat liburan Sabtu & Minggu yaaaa! Postingan 6haridiBali dilanjutkan Senin yah.
“sonofmountmalang”
Categories: foto cerita, traveling
kamarnya horor, nggak berbau bali sama sekali.. nggak sukak! ahahahhaahah
Hihihihihi! Enak kok. Apalagi kalau berduaan sama pacarmu. Eeeiitts!
hahahaaaa ini jleb bgt buat jo *ngakak*
Oopps! Maaf Jo. *sodorin jodoh*
Selalu menarik cerita tentang Bali… 🙂
Selalu. Tidak akan ada habisnya.
Oleh-oleh…. eh tetep ya :p
Dulu aku ga jadi nginep di Kunang2 pas di Ubud.
Aku tunggu cerita yg di Ubud
Ada nih oleh-olehnya. Mau? Aroma dupa khas Bali. Hmmm….!
ah itu mh masih ada dikamar dinyalain pas malam biar kerasa lagi di bali terus hahaa
Haaahahahahah! Bagosssss!
Kayaknya koq aku lebih setuju sama komentar Jo di atas deh Jat. Gak horor sih cuma memang kelihatan agak suram gitu. Trus itu modelnya kamar atau bungalow sih?
Itu efek editan kamera:p
penginapannya bentuk bungalow dan ada buat family juga.
Fotonya udah dikembalikan ke warna awal deh biar dibilang ga serem:p
lebih penasaran sama hotel-hotel murah di kawasan ubud. 😀
Buanyakkkk!:p
daftarnya mana?
Saya biasa mencarinya di Agoda atau Booking.com. Coba saja. Kayanya mau ke Bali nih. Hihihih!
hahahaha… kalau masalah mau sih pasti mau… tapi kapannya yang gak tahu. 😀
Sing penting mau aja dulu. Kan katanya dimana ada keMAUan, di situ ada jalan:p
amin. sepertinya ada yang mau bayarin saya jalan2 ke Bali nih. 😀
Mau saya bayarin? Okeh! Sebentar ya saya hubungi Lutfi Hasan dulu.:p
hahahaha. kabari kalau sudah dapet ya.
Yahhhh….! Katanya harus cewek seksi dan mahasiswi atau smk yang hubungin:p
ya kamu jadi cewek seksi dulu. 😛
Hahahahah. Biays ganti kelamin sama nambahin buah dada itu sama dengan biaya liburan setahun di bali:p
hahahaha. 😀
pengalaman ya?
sam, seleranya kaya’nya horor banget yah, kok aku jd merinding liat poto kamarnya yah?
Nggak horor kok. Coba aja sama Miku:p
Hororan Miku yah? hahaha
Miku nggak horor kok. *elus elus kepala*:p
Look like worth the price… 🙂
Yep! About 43 US$/night.
Serius 14$? mayan murah untuk kualitas segitu mah…
Wehhh! Salah. Bukan 14, tapi 43$. Xixixixix.
eerrrgghh… -___-”
Ya kalo gitu mahal sam… Hahaha
Hooooo? Untuk segitu sih murahlah. Bukan murah sih. Harga sedanglah.
Enak deh jaaaatttt…ini cm 1 kamar ya? Gak kyk cottage gt?
Satu bangunan satu kamar. Bungalow atau cottage ya istilahanya atau apa gitu:d
Oooooo oke okee